Prosedur Maintenance UPS Tanpa Harus Mematikan Perangkat

Pada kesempatan kali ini saya akan coba mendokumentasikan prosedur Maintenance UPS Tanpa Harus Mematikan Perangkat yang sedang aktif di belakang UPS yang akan kita maintenance. Banyak kasus terjadi UPS yang mencover perangkat bermasalah, baik batterynya yang harus diganti atau hanya sekedar membersihkan UPS tsb. Namun kebanyakan dalam dunia IT perangkat yang di cover UPS tersebut tidak boleh down karena system selalu on 24 jam. Di sini saya akan coba buat prosedur dengan 2 kasus yaitu :

  1. Kasus pertama dimana kita hanya punya 1 unit UPS, dan UPS tersebut akan kita maintenance, baik mengganti batterenya ataupun hanya membersihkannya saja. Konsekuensinya, jika terjadi pemadaman listrik maka perangkat tidak di backup UPS selama kita maintenance UPS yang bermasalah.
  2. Kasus kedua dimana kita mempunyai UPS cadangan atau dengan kata lain kita punya 2 UPS, 1 UPS yang akan di maintenance dan 1 lagi UPS Pengganti sementara selama kita sedang maintenance UPS yang bermasalah, Kalau ada pemadaman listrik, perangkat masih tercover UPS selama kita maintenance UPS yang bermasalah.

Pertama kita harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan yaitu sbb :

  1. Testpen
  2. AVO Meter / Multi Meter
  3. Kabel Jumper ByPass

Testpen atau AVO Meter berfungsi untuk mengecek pin bagian phase supaya tidak salah, karena jika salah akan fatal dan menyebabkan listrik short. Untuk kabel jumper bypass barang kali ada yang kurang tau, disini akan saya jelaskan sedikit fungsi kabel jumper bypass tsb.

Kabel jumper bypass ini berfungsi sebagai kabel penghubung antara stop kontak INPUT UPS dan stop kontak OUTPUT UPS dimana nantinya pada saat UPS kita cabut, listrik akan melewati kabel jumper ini. Kabel jumper ini kita bikin sendiri dengan konfigurasi seperti gambar di bawah ini :


Berikut bahan untuk membuat kabel jumper tersebut :

  1. Kabel listrik dengan panjang 3-5 meter sesuai kebutuhan jarak antara input UPS dan output UPS
  2. Steker listrik (colokan listrik) 2 buah
  3. MCB 1 unit disesuaikan dengan kapasitas amperenya, ampere MCB harus lebih besar dari total beban ampere output UPS. Continue reading

Panduan Pengurusan Jenazah / Orang Meninggal

Berawal dari mendengarkan Khutbah Jum’at yang menurut saya cukup menarik dan perlu sekali untuk kita ketahui yaitu Pengurusan Jenazah / Orang Meninggal. Hal ini sangat berguna sekali untuk kita yang masih muda, karena kalau kita lihat kebanyakan saat ini orang yang masih muda banyak yang tidak tau tata cara pengurusan Jenazah ini. Kebanyakan dari kita dalam pengurusan jenazah ini kita serahkan ke orang yang lebih tua dan lebih banyak orang yang lebih tua tersebut bukan dari keluarga kita. Berawal dari sinilah saya coba mencari informasi yang lebih selain informasi dari Khutbah Jumat tadi dan saya mendapatkannya di sini.

Kematian adalah sesuatu yang pasti dan kita harus bersedia menghadapinya kerana ini merupakan titik permulaan kepada penghidupan yang kekal abadi. Hanya mukmin yang dipanggil menghadap Tuhannya dengan hati bersih memperolehi kejayaan.

Mengurus jenazah merupakan perkara yang tidak boleh kita elakan begitu saja. Ini merupakan fardhu kifayah untuk umat Islam. Dengan adanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya akan selesailah tanggungjawab itu.

Namun dalam keadaan sekarang ini, kesadaran di kalangan generasi muda untuk melaksanakan tanggungjawab ini amat tipis sekali. Banyak dari generasi muda yang tidak tahu cara-cara menguruskan jenazah dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada generasi yang lebih tua dari mereka untuk melaksanakannya. Bayangkanlah suatu hari nanti ayah atau ibu kita meninggal dunia. Bagaimana perasaan kita membiarkan orang lain mengurusnya sedangkan kita hanya melihat?.

Dengan adanya panduan-panduan ini diharapkan sedikit sebanyak dapat memberi pengetahuan kepada para pelawat jika berlaku sesuatu kematian agar dapat membantu mengurusnya. Marilah kita memahami fardhu kifayah ini, moga-moga ianya dapat menjadi penyambung kesempurnaan dalam pengamalan syariat agama kita.

Insya Alloh

Menjenguk Orang Sakit dan Himahnya

Sakit datangnya dari Allah. Penyakit yang kita derita sebenarnya mengandungi hikmah. Antaranya yaitu :

  1. Memberi kesedaran dan keinsafan kepada kita bahawa kita ini lemah dan tidak mempunyai kuasa dan kekuatan untuk menyembuhkannya melainkan Allah.
  2. Allah ingin menguji sejauh mana kesabaran kita menghadapi cobaan Allah.
  3. Allah ingin mengampunkan dosa kita yang telah kita lakukan secara sadar ataupun tidak.

Oleh karena itu, kita hendaklah sabar dan ridho dengan apa yang telah diberikan Allah kepada kita dan berusahalah mencari obatnya, sebab Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda ‘Tiap-tiap penyakit ada obatnya kecuali mati’.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w. :

‘Menziarah/melawat orang yang sakit pada permulaan masa sakitnya itu adalah Fardhu (wajib) dan kemudiann daripadanya Sunah, tidak lebih dari 3 hari’.

Ketika berada dekat dengan orang sakit, bacalah doa ini berulang kali,

Umat Islam amat menghargai kita melawat orang sakit terutama jika saudara kita yang sakit, ataupun teman kita, walaupun teman kita bukan dari golongan orang Islam.

Apa yang perlu di lakukan ketika menghadapi seseorang yang dalam keadaan nazak?

  1. Perlu berada di sisinya.
  2. Sentiasa mengingatkannya dengan kalimah Syahadat yiaitu : “Ashaduala ilaa hailallah” di telinganya dan hendaklah dimadkan bacaan kalimat tersebut. Rekan-rekan yang lain membaca Al-Quran atau Yasin.
  3. Yang sakit hendaklah ditelentangkan menghadap ke Qiblat dan pegang tangannya.

Apabila Telah Meninggal Dunia :

Apabila seseorang itu telah disahkan matinya, yang harus dilakukan :

  1. Hendaklah kita ucapkan : ” Innalillahi Wainnailaihi Rojiuun”
  2. Tukarkan pakaiannya dan bersihkan kotoran yang keluar dari duburnya. Continue reading

Nyanyi Sunyi Sang Bapak Bangsa

Tidak jarang mereka mati dalam kesendirian, terkucil dan kemudian dilupakan oleh sejarah. Pengucilan yang disengaja akibat perbedaan pandangan atau ketakutan tidak masuk akal dari para penguasa saat itu.

Rachmawati dan Hartini Soekarno harus berkali kali menahan air mata kesedihan melihat ayah dan suami mereka dipencilkan dan diperlakukan tidak layak hingga saat saat meninggalnya. Orang yang selama ini berjuang untuk kemerdekaan bangsanya, terbaring lemah akibat komplikasi penyakit hanya dirawat oleh Dokter hewan. Hatta pun tidak mampu menahan haru, kedua dwitunggal itu pun terisak saat bertemu, tidak mengerti mengapa mereka diperlakukan seperti musuh oleh anak bangsanya.

Dalam salah satu biografi tentang Soekarno, Rachmawati mengungkapkan keadaan sang Proklamator yang mengenaskan, wajahnya yang dulu tampan kini terlihat bengkak. Keluarga diharuskan mengurus ijin lebih dahulu saat ingin menjenguk, lebih banyak ditolak daripada diijinkan.

Seorang Tirto Adhi Soerjo terpaksa harus kehilangan semua miliknya yang berharga. Koran Medan Prijaji yang tersohor galak dalam mengawal pendapat umum pada masa kolonial dimandulkan.

Terakhir ia dibuang ke Ambon dan dikenai tuduhan menipu. Hotel Medan Prijaji miliknya diambil oleh sahabatnya sendiri. Tirto pun tumbang, ia meninggal dan pemakamannya hanya diiringi segelintir orang.

Gema perjuangannya nyaris hilang jika seorang Pramoedya tidak menjadikannya tokoh utama dalam tetralogi Buru-nya yang legendaris.

Susah dibayangkan bagaimana Seorang Tan Malaka menemui ajalnya di Selo Panggung yang terpencil. Apakah ia sempat berdoa sebelum pistol menyalak menjemput nyawa. Kematian yang misterius dari seorang legenda negeri yang sepanjang hidupnya selalu hidup berpindah pindah dari negara satu ke negara lain. Tidak ada sanak keluarga yang mendampingi saat ajal menjemput, pun kuburan yang sampai saat ini masih misteri. Namanya pun nyaris dihapus dari riwayat negeri ini.

Lagi-lagi malah mantan penjajah yang tertarik dengan kisahnya. Harry A. Poeze dari KITLV berkeras menyusuri jejak langkah Tan Malaka dan hasilnya terbitlah sebuah buku tebal yang informatif tentang salah satu Bapak Bangsa kita. Kenapa ya bukan pemerintah kita yang tergerak untuk menulis ulang sejarah Indonesia?
Atau bayangkanlah sekelumit adegan bekas Perdana Menteri RI, Amir Syarifuddin dalam menghadapi detik detik akhir hidupnya karena dituduh terlibat peristiwa Madiun 1948.

Di stasiun yang kosong sambil menunggu kereta yang akan membawanya ke Solo, ke hadapan regu tembak ia memilih membaca buku Romeo dan Juliet. Dalam roman itu ia hanyut sejenak, di keheningan senja melupakan keadaan dimana ia tidak akan melihat matahari esok pagi. Akhir tragis dari seorang mantan Perdana Menteri. Sejak saat itu nama Amir Syarifuddin menjadi noda hitam dalam sejarah.
Poppy Syahrir yang tersedu di samping jenazah yang terbujur kaku, pupus sudah impiannya untuk hidup sorangan wae dengan Syahrir. Setelah kasus PRRI hubungan Soekarno dan Sutan Syahrir memburuk, Syahrir ditangkap dan dipenjara tanpa diadili hingga menderita stroke. Ia pun diijinkan berobat ke Zurich dengan status tetap sebagai tahanan dan meninggal setahun kemudian setelah mengalami koma dalam keterasingan. Jenazah mantan Perdana Menteri itu kembali ke Indonesia dengan pergantian status menjadi Pahlawan Nasional.

Atau simak kisah Raden Mas Ontowiryo, nama kecil Pangeran Diponegoro. Ia menyerah pada panggilan takdir nun jauh di Makasar, pengasingannya terakhir ditemani oleh sang istri Retnaningsih, anak dan sebagian kecil pengikutnya. Malang tak dapat ditolak, perjuangan sang Pangeran yang termasyur itu dianggap oleh keraton Yogyakarta sebagai pemberontakan mengingat lekatnya hubungan keraton dengan Belanda. Bukankah pengangkatan Sultan dan Patih saat itu harus mendapat persetujuan Belanda.

Keluarga pahlawan nasional tersebut sempat dilarang menginjak keraton sebagai akibatnya. Perlakuan mengenaskan yang baru berakhir saat Sultan Hamengkubuwono IX memberikan amnesti. Walaupun tidak jelas alasan mengapa diberikan amnesti dan bukannya rehabilitasi.

Tidak gampang menjadi seorang pendobrak, saat kawan kawannya tertidur kekenyangan menikmati suguhan membius para penguasa ia harus tetap terjaga menajamkan nalar mengasah nurani, menyabarkan diri demi menyadarkan bangsanya yang tertidur seperti mati.

Jika penjajah memperlakukan para pendiri negara dengan kejam, masih dapat dimengerti. Yang memiriskan perasaan adalah jika kita para penikmat kemerdekaan mematikan hati nurani demi kekuasaan menafikan peranan mereka yang telah berdarah darah berusaha melepaskan tanah ini dari kolonialisme.

Yah, sejarah memang milik pemenang. Tapi hidup sang pemenang tidaklah abadi sehingga selalu ada saatnya sejarah ditelaah ulang dan sang pemenang menjadi tergugat.